Ads Top

Mobilitas Sosial - Pengertian, Jenis-jenis, Saluran, Proses dan Dampaknya


Di dalam masyarakat terdapat tingkatan-tingkatan sosial tertentu yang dinamakan pelapisan atau strata. Setiap orang berkesempatan untuk melakukan perpindahan dari strata satu ke strata yang lain. Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit.


Pengertian Mobilitas Sosial

Di dalam bahasa Indonesia, mobilitas berarti gerak (KBBI : 2001). Oleh karena itu, mobilitas sosial (social mobility) adalah suatu gerak dalam struktur sosial (social structure). Dengan kata lain, mobilitas sosial dapat diartikan sebagai gerak perpindahan dari suatu status sosial ke status sosial yang lain.


Jenis-Jenis Mobilitas Sosial

1. Mobilitas Sosial Horizontal. Diartikan sebagai suatu peralihan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas horisontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Contoh: Pak Jarwo seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilakukan Pak Amir tidak merubah status sosialnya.


2. Mobilitas Sosial Vertikal. Diartikan sebagai suatu peralihan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Terbagi menjadi dua yaitu mobilitas vertical ke atas (Sosial Climbing) dan mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking)


Saluran Mobilitas Sosial Vertikal

Menurut Pitirim A. Sorokin, mobilitas sosial vertikal memiliki saluran-saluran dalam masyarakat. Proses mobilitas sosial vertikal ini disebut social circulation. Berikut ini saluran-saluran terpenting dari mobilitas sosial.

a. Angkatan Bersenjata

b. Lembaga-Lembaga Keagamaan

c. Lembaga-Lembaga Pendidikan

d. Organisasi Politik

e. Organisasi Ekonomi

f. Organisasi Keahlian


3. Mobilitas Sosial Antargenerasi. Mobilitas sosial antargenerasi ditandai oleh perkembangan atau peningkatan taraf hidup dalam suatu garis keturunan. Mobilitas seperti ini bukan menunjuk pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan kenaikan kedudukan (status sosial) dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dengan kata lain, mobilitas sosial antargenerasi yaitu perpindahan kedudukan seseorang/anggota masyarakat yang terjadi antara dua generasi atau lebih. Contoh: generasi orang tua (ayah ibu) dengan generasi anak.


Proses Mobilitas Sosial

Terjadinya mobilitas sosial berkaitan erat dengan hal-hal yang dianggap berharga di masyarakat. Oleh karena itu, kepemilikan atas hal-hal tersebut akan menjadikan seseorang menempati posisi atau kedudukan yang lebih tinggi. Akibatnya, dalam masyarakat terdapat penggolongan yang mempengaruhi struktur sosial. Hal-hal tersebut antara lain kekayaan, kekuasaan, kehormatan, dan ilmu pengetahuan. Dalam proses mobilitas sosial terdapat faktor yang mempengaruhi terjadinya mobilitas sosial, yaitu:

1.    Status Sosial

2.    Keadaan Ekonomi

3.    Situasi Politik

4.    Motif-Motif Keagamaan

5.    Masalah Kependudukan

6.    Keinginan Melihat Daerah Lain


Dampak Mobilitas Sosial

Tidak dapat dimungkiri adanya mobilitas sosial mendorong timbulnya perubahan posisi atau kedudukan sosial seseorang dalam masyarakat. Situasi ini tentunya membawa pengaruh tersendiri terhadap sistem pelapisan yang ada. Segala bentuk perubahan menimbulkan dampak bagi masyarakat. Begitu juga dalam proses mobilitas sosial. Jika perubahan kedudukan atau posisi seseorang dapat diterima oleh masyarakat maka akan tercipta kerja sama. Namun, keadaan menjadi berbeda apabila perubahan status atau kedudukan ditolak dan tidak diakui oleh masyarakat. Secara garis besar, dampak dari mobilitas terbagi menjadi dua bentuk umum, yaitu konflik dan penyesuaian.


Diberdayakan oleh Blogger.